1. Jelaskan pengertian occupational biomekanics!
Jawab:
Menurut Caffin dan Anderson (1984), occupational biomechanicsadalah ilmu yang mempelajari hubungan antar pekerja dan peralatannya, lingkungan kerja dan lain-lain untuk meningkatkan performansi kerja dan meminimisasi kemungkinan cidera.
Jawab:
Dalam biomekanika, pada dasarnya ada 2 jenis model gerakan, yaitu:
a. Single- segment Static Model
Menggambarkan beban diterima oleh siku (elbow), yaitu gaya reaksi siku (RE) dan momen reaksi siku (ME).
b. Two-segment Static Model
Menggambarkan beban diterima oleh bahu (shoulder), yaitu gaya reaksi bahu (RE) dan momen reaksi bahu (MS)
Jawab:
Beberapa penerapan ilmu biomekanika pada industri atau kehidupan sehari hari adalah sebagai berikut:
a. Dalam perindustrian, ilmu mekanika digunakan untuk mengukur besarnya gaya yang dibutuhkan oleh seorang operator untuk melakukan suatu pekerjaan dengan postur tubuhnya.
b. Dengan ilmu biomekanika, aplikasinya dalam industri menyatakan besarnya gaya otot yang diperlukan oleh seorang operator dalam menyelesaikan pekerjaan dengan menggunakan prinsip-prinsip fisika dan mekanika.
c. Dengan meng-aplikasikan ilmu biomekanika, kita mengetahui dan memahami serta dapat menentukan sikap kerja yang berbeda dapat menghasilkan kekuatan atau tingkat produktivitas yang terbaik.
d. Dengan ilmu biomekanika, aplikasinya digunakan dalam mengevaluasi pekerjaan operator sehingga dapat menghasilkan cara kerja yang lebih baik yang meminimumkan gaya dan momen yang dibebankan pada operator supaya tidak terjadi kecelakaan kerja.
e. Aplikasinya yang lain adalah menentukan perancangan sistem tempat kerja dengan pertimbangan dari gerakan-gerakan tubuh manusia/ pekerja.
4. Jelaskan mengenari CTD!
Jawab:
Cumulative trauma disorders didefinisikan sebagai sakit pada kumpulan otot, tendon dan syaraf yang terkait, akibat dari melakukan kerja yang berulang. Resiko kerja yang berimplikasi pada CTD adalah seperti tarikan otot pada bagian tertentu yang berulang dan terus menerus, posisi pinggang tertentu pada waktu yang lama, suhu yang rendah, dan getaran. CTD merupakan penyebab paling banyak dalam kasus kecelakaan kerja.
5. Bagaimana prinsip-prinsip perancangan system kerja agar mencegah terjadinya CTD?
Jawab:
Kunci untuk mencegah terjadinya CTD ini adalah:
a. Memastikan pekerja paham akan job requirementdan tipe-tipe alat yang diperlukan dalam pekerjaan, sehingga mereka dapat memilih alat dengan ukuran yang sesuai
b. Memastikan pekerja paham bagaimana melakukan pekerjaan dengan posisi yang nyaman, belajar menggunakan keseluruhan tangan sebisa mungkin, menghindari melakukan tekanan yang keras tanpa bantuan alat, menjaga posisi pinggang pada posisi netral ketika bekerja.
c. Memastikan pekerja melakukan posisi mengangkat yang benar. Banyak pekerja yang mengangkat beban dengan bertumpu pada tulang belakangnya.
6. Hal-hal apa saja dalam kerja yang dapat menyebabkan low back pain?
Jawab:
a. jika ada ketidaksesuaian antara kebutuhan pekerjaan dengan kapabilitas operator.
b. Kegiatan aerobik juga dapat mengakibatkan low back pain, seperti kegiatan membungkuk, memanjat, dan mengangkat secara berulang kali.
c. postur pekerja ketika sedang melakukan pekerjaan. Posisi statis pada waktu yang lama, seperti membungkuk sampai di bawah lutut, dan mengulurkan lengan untuk menjangkau benda yang jauh.
7. Resiko-resiko apa saja dalam pekejaan berat yang terdapat dalam manual handling?
Jawab:
Terdapat beberapa tipe cidera muskuloskeletal pada pekerjaan berat yang terdapat dalam manual handling:
a. Muscle Overexertion Injuries
Ketika pekerjaan dilakukan melebihi dari kekuatan otot aktif, cidera berat dapat terjadi seperti salah urat, codera otot atau sakit pada persendian tulang. Jika pekerjaan didesain dengan tidak memperhatikan kekuatan dari pekerja (pria dan wanita) serta postur yang dimilki, maka kemungkinan besar pembebaban pekerjaan yang diberikan tidak tepat sasaran.
b. Muscle Overuse Injuries
Muscle overuse injuriesmerupakan suatu cidera dimana terjadi akibat akumulasi urat-urat pada otot serat timbunan asam laktat sehingga terbentuk pembengkakan pada otot dan persendian tulang. Hal ini sering kali kita jumpai apada aktivitas yang intens dan tanpa persiapan. Hal ini juga dijumpai pada saat pertama pekerja memulai pekerjaan baru dan tidak dibolehkan untuk beristirahat.
c. Inflammatory response to a sustained or repetitive load
Keadaan ini merupakan cidera seperti muscle overuse dimana akan terjadi pada kegiatan yang tidak berkala. Sementara itu, terjadi pembebanan yang berulang pada tiap-tiap otot yang bekerja ketika melakukan usaha dan pekerjaan berat.
d. Work-Related Musculosceletal Disorders
Cidera muskuloskeletal dan penyakit lainnya paling banyak terjadi pada industri yang mempunyai tingkat kronis. Hal ini terjadi akbiat adanya saraf yang terganggu, seperti rasa sakit pada pergelangan tangan, sindrom cuff rotator pada bahu serta sindrom costaclavicularpada bahu dan leher.
8. Jelaskan beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mereduksi factor-faktor resiko tersebut!
Jawab:
a. Analisis Aliran Material
Analisis aliran material pada beberapa perusahaan dilakukan untuk menghilangkan kegiatan operasi yang tidak memberikan nilai tambah dalam production line (SME 1998, 2000).
b. Pelatihan Kepada Pekerja
c. Selection
Seleksi pekerja untuk melakukan pekerjaan berat telah ditawarkan kepada pekerja sebagai salah satu cara untuk mereduksi cidera musculoskeletal ketika bekerja.
d. Perancangan Ulang Pada Stasiun Kerja Dan Pekerjaan
Perancangan ulang pada stasiun kerja ataupun pekerjaan dimaksudkan untuk mereduksi resiko terjadinya cidera dan juga rasa sakit yang diderita oleh pekerja selama proses pemindahan material.
9. Jelaskan tentang metode RULA!
Jawab:
RULA atau Rapid Upper Limb Assessment (dikembangkan oleh McAtamney dan Corlett, 1993) menyediakan media penghitungan rating beban muskuloskeletal dalam suatu pekerjaan dimana seseorang akan memiliki resiko dari pembebanan bagian atas tubuh dan leher. Tool ini akan memberikan suatu nilai yang menjelaskan suatu pekerjaan dimana nilai tersebut mencerminkan keadaan postur, gaya dan pergerakan yang dilakukan. Dimana kisaran (score) yang tinggi mencerminkan resiko yang semakin tinggi. RULA ini dibuat untuk mendeteksi postur kerja atau faktor resiko yang membutuhkan investigasi lebih lanjut.
10. Jelaskan tentang metode perhitungan RWL dan LI !!
Jawab:
RWL
RWL (1991), yaitu batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cedera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara berulang-ulang dalam durasi kerja tertentu (misal 8 jam sehari) dan dalam jangka waktu yang cukup lama. RWL didefinisikan dengan persamaan berikut:
RWL = LC x HM x VM x DM x bAM x FM x CM
Keterangan :
RWL : Batas beban yang direkomendasikan
LC : Konstanta pembebanan = 23 kg
HM : Faktor pengali horizontal = 25/H
H : Jarak horizontal beban (dalam cm)
DM : Faktor pengali perpindahan = 0.82 + 4.5/D
D : Jarak vertical antara posisi awal dan akhir beban (dalam cm)
AM : Faktor pengali asimetrik = 1 – (0.0032 A)
A : Assimetris (dalam derajat)
FM : Faktor pengali frekuensi
CM : Faktor pengali kopling (handle)
VM : Faktor pengali vertikal = (1-(0.003[V-75]))
V : Jarak vertical dari lantai ke posisi awal beban (dalam cm)
Perhitungan Lifting Index (LI), akan dipilih RWL yang terendah.
LI = berat beban / RWL
Kondisi pengangkatan yang baik, akan memiliki LI < 1, yang menggambarkan pada suatu kondisi dan metode pengangkatan tertentu, beban yang diangkat lebih kecil dari RWL sehingga terhindar dari resiko cedera.
11. Jelaskan bagaimana postur manual handling yang dapat meminimasi cidera!!
12. Suatu pekerjaan mengharuskan operatornya mengangkat beban sebesar 20kg, dari sebuah platform setinggi 20cm dari lantai, sejauh 40cm ke atas. Frekuensi pengangkatan diharapkan sebanyak 200 kali per jam. Jarak pusat massa beban adalah 20cm dari lumbarspine. Pada kondisi bagaimanakah pekerjaan ini dapat dilakukan??
13. Cidera apa yang biasanya terjadi pada operator pekerjaan dengan work load ringan tetapi dengan waktu kerja yang sangat panjang??
JAWABANNYA MANA
BalasHapuseh ko ngamok
HapusPertanyaan tentang gaya
BalasHapus