Beberapa bulan yang lalu aku pernah posting tentang cerita kelahiranku. Dan kali ini bercerita tentang masa kecilku.
Dulu, beberapa tahun yang lalu tepatnya dari 1990-1995 aku jadi bungsu dikeluargaku.
Hanya sedikit dari sekian banyak waktu yg berlalu cerita kecil jadi bungsu yg teringat.
Jadi bungsu itu menyenangkan, jadi kesayangan orang tua, tapi jadi saingan buat kakak-kakakku yang waktu itu masih butuh dan mau disayang seperti ku...
Waktu jadi bungsu, tiap hari ikut ke sekolahannya mama (mamaku guru sd) atau kalau nggak kesekolahannya bapak (bapakku guru smp) dan setiap mau mainan pasti dibeliin, kalau nggak bisa-bisa saya ngamuk. :')
Ternyata kesenangan jd bungsu hanya bisa aku rasakan kurang lebih 5 tahun.
Hari itu aku ikut sama mama ke sekolah, mama wajahnya pucat, sepertinya sakit.
Polosnya anak kecil usia 5 tahun, aku nggak ada gelisah-gelisah atau prihatin. Malah sesampai di sekolah aku langsung lari ke lapangan dan main dengan anak seusiaku (sesama anak guru)
Belum sampai jam istirahat, mama manggil pulang. Kupikir akan pulang ke rumah, eh malah ke rumah sakit.
Anak kecil mah suka diajak kemana saja, jd saya ngikut aja sama mama tanpa tanya apa-apa. Di rumah sakit, karena mungkin keliatan imut (maklum, disana yg anak kecil cuma aku) makanya suster-sustennya ajak aku main sambil nungguin mama diperiksa.
Mama keluar, mukanya keliatan senang jg kaget dan aku masih saja cuek tidak bertanya.
Dirumah mama ngobrol soal bayi dan aku masih belum ngerti. Barulah setelah kakak-kakak ku cerita kalau kami akan punya adik lagi aku ngerti kalau sebentar lagi aku bukan anak bungsu lagi.
Waktu itu sedih, karena pikiranku sayangnya mama dan bapak tidak lagi buatku tapi buat adik. Tapi lama setelahnya aku ngerti punya adik itu jauh lebih menyenangkan dari pada tidak punya adik. Aku lebih suka jawab "aku punya" daripada jawab "nggak punya" ya kan!? Serasa lebih kaya #kalem B-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar