Namaku Dina,
kuliah disalah satu universitas terkemuka di kotaku. Aku berusia 19 tahun,
semester tiga jurusan Teknik. Seperti mahasiswa lainnya
hari-hariku diisi dengan mengikuti kuliah dan kerja tugas, aku bukan tipikal
mahasiswi pemburu IPK bukan juga mahasiswi pemalas, aku hanya mahasiswi yang
biasa-biasa saja. Disemester tiga aku
harus bersiap dengan rutinitas wajib baru yang cukup melelahkan dan menguras
tenaga, pikiran dan kocek kata kakak-kakak tingkatku, aku harus mulai mengikuti
laboratorium. Maklum saja, jurusanku mengharuskan mengikuti semua laboratorium
yang dimulai dari semester tiga dan selanjutnya. Aku bukan tipikal mahasiswa
yang pasif, kerjanya cuman kampus rumah... aku terlibat juga dalam organisasi
intra kampus yang menjadikan kegiatanku semakin padat merapat. Bukan hal yang
mudah membagi waktu, sebagai manusia aku juga butuh rehat dan refreshing
disinilah teman-temanku berperan. Aku punya enam teman dekat dan semuanya
perempuan, kami sama-sama mahasiswi dijurusan yang sama. Ada Itha, Dian, Isma,
Leli, Ussy, dan Sita. Merekalah teman hang out, teman cerita dan teman kerja
tugas :D
Sebagai
mahasiswi yang masih taraf pencarian jati diri, akupun punya kisahku sendiri.
Katanya perempuan mampu menyimpan rahasia jauh lebih baik dari laki-laki,
pendapat itu benar menurutku. Meski selalu jalan bersama, bahkan nginap
bersama, masih banyak rahasia yang tidak kubagikan dengan teman-teman dekatku.
Salah satunya tentang Yunus, teman SMP ku sahabatku dari kecil dan mantan
pacarku. Aku bingung kalau membicarakan masalah hati ke mereka, maka kusimpan
rapat-rapat hanya untukku seorang.
Namanya Yunus,
kenal dengannya sejak kecil. Kami teman TK, dan dipertemukan kembali di SMP.
Dia cukup manis, sedikit nakal, dan lumayan pintar tapi masih belum kalah
denganku ;). Cinta monyet ala anak SMP, masa puber remaja dan jadilah kami
pasangan anak muda yang katanya saling jatuh cinta. Aku masih ingat bagaimana
kami jadian. Hari itu tepat pembagian raport semester 1 kelas tiga, dan klasik
yang buat kami jadian adalah teman-teman, mereka mengakunya sebagai
makcomblang. Karena keliatan sering duduk berdua, cerita berdua lebih nyambung
dari teman yang lain, dan Yunus dikenal sama bapak, maka jadilah makcomblang
beraksi dihari itu dan mereka berhasil menjadikan kami “pacaran” katanya.
Mungkin karena
memang hanya cinta monyet, makanya tak bisa bertahan lama. Cuma seminggu dan
“duaaar” hancur lah hubungan kami. Aku dan Yunus putus setelah seminggu, bukan
karena perempuan lain kalau istilah disinetron-sinetron tapi karena terasa
lebih nyaman saat jadi sahabat. Aku ingat seminggu yang kami alami dengan
berbeda, ada rasa canggung yang luar biasa seperti orang yang baru kenal, ada
rasa malu kalau keliatan duduk berdua saja, berbeda dengan saat masih
bersahabat. Semua terasa lebih leluasa, maka kami putuskan untuk putus. Hingga
tamat SMP kami masih bersahabat, sampai akhirnya Yunus harus pergi keluar kota.
Karena waktu itu belum ada handphone maka
100% lost contact dengan Yunus.
Dan sekarang, aku
teringat lagi dengan Yunus. Seminggu yang lalu baru saja ada kabar dari bapak
kalau Yunus meninggal karena kecelakaan sekitar sebulan yang lalu. Dan
kabar itu membuatku hancur, mungkin
seperti tertusuk pisau tepat di jantung kalau ada yang pernah mengalaminya.
Seperti kehilangan sebagian dari diriku. Aku kembali mengenangnya, kembali
mengingat semua masa yang pernah kami lalui. Mungkin karena persahabatan kami
murni, cinta kami murni, makanya sakit itu sangat terasa meski aku tidak pernah
mengenal sosok dewasa seorang Yunus, Sosok Yunus yang berusia 19 tahun, bahkan
mungkin dia tidak lagi ingat denganku saat sebelum dia meninggal. Hanya saja
sepertinya aku kembali mencintainya seperti dulu saat SMP, aku kembali
memimpikan rasa yang dulu yang sudah lama tertinggal dan sudah mulai pudar dari
ingatan. Bahkan sekarang rasa itu seperti jauh lebih dalam lagi setelah
kepergiannya, setelah aku tahu Yunus sudah tidak ada, Yunus sudah pergi
meninggalkanku dan semua ingatannya tentangku. Disela aktivitasku yang sangat
padat selalu ada nama Yunus diingatanku dan selalu ada nama Yunus disetiap
doaku dan masih ada nama Yunus di hatiku.
I love you,Yunus... I love you again, When
you have died... I miss you...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar